Contoh Hortatory Text dan Terjemahannya
Why We Should
Change
Our Educational Prgoram?
Many
students in Indonesia complained about an education system that is used in our
country. The education system are less good and the many misconducts happened
everywhere make many students become lazy to go to school to gain knowledge. They
find the education they get at school is less fit and according to them,
learning is something in vain. There are many things that must be replaced by
Indonesian government concerning education. I strongly believe that if all
parties of education can understand, Indonesia will become a much better
country.
Many
lessons given to pupils is one cause of the laziness of the students to go to
school. Each student is required to be clever in all subjects which is given at
school. There is a clever student in physics, but not in the arts. But there is
also a good student in the arts and not in physics. Schools must understand
that every student has the ability that vary according to their ability. Even
schools in the western part only learn a few lessons that are important, such
as language, what will students learn according to his ideals, and learn the
rest only the base or usually discussed daily. So if someone wanted to be a
doctor, he will study biology, but learn others as well but only the basic.
In many
schools, there will usually always concerned with the value of report cards.
Which is the value we get from various kinds of learning. However, schools do
not teach about the attitude and politeness. Many teachers also do not show
respect to the work of their students and even scold the students with words
that are not appropriate. In the end, things are followed by students. The
students also did not show a good attitude while at school or out of school.
Because
only concerned with the value of report cards only. Many students who use
underhanded way to get good grades. Whether bribing teachers, purchase the
questions and answers, or abused his power as a child or family members of the
teacher or principal. This is a very bad impact on the education system in
Indonesia. As if education can only be bought with money alone without thinking
about people who desperately struggling. Another effect of the concerned value
of report cards is the amount of students who cheat. They do not feel confident
with what they have learned. They feel afraid of getting bad score and being
scolded by parents because of bad value. Concerned value of report cards
themselves also cause parents constantly demanding their children to get good
marks. If the child is not able to fulfill it, then either the child or the
parents do cheating as has been said above.
Tasks
which are too much make the students become stressed because they do not get
adequate rest time. Not with the intent to eliminating tasks. But the task
given to students can be too much, so it takes more time to work. Students will
lose time to chat with parents, and do other things. Not infrequently, they get
a sudden thing to do at the time, so when the task will be collected, he can
not collect duties. Usually, the teacher would not believe it and instead give
sanctions and said there was "no excuse".
The
amount of these tasks are also often followed by giving the wrong time task.
For example, during the holidays, teachers are always competing to provide the
most direct assignment to the students. Not just one or two teachers, but most
teachers do it. Tasks that just enough will make students get enough free time
as well, so if there is something unexpectedly, students can postpone for doing
his job. However, the task which is too much will make the students get a bit
of free time and if there is something unexpectedly, the student will find it
hard to postpone its work.
Members
of education is also still uses a system of "favoritism". Not just
happened at school, which was accepted by the students, but it also happens in
schools conducted by the government. From various sources I get during my
school days, many people say "Do not attend A School, there's hard to find
university". All students who attend should get the same treatment. Maybe
the school is problematic because many students were cheating. But what about
the students who are really struggling? Just because he went to school which is
famous for cheating. Does not mean that he is also cheating.
Last but
not least, we must change our education program. Giving students adequate rest
time will give them a passion to live the school on the following day, good
moral education would make them honest and discipline, a little lesson will
make students focus on what students desire without making them blind social,
and considers all schools are the same as well as the students in it equally,
will increase the enthusiasm the students to get to a higher level. If everything had happened, Indonesia will have a very good
education system. Besides, the students who graduated from the school will have
a good personal. What you sow is what you reap. If what school give to students
is appropriate, then they will get the equivalent.
- Terjemahan
Banyak
murid2 di Indonesia mengeluhkan sistem pendidikan yang digunakan di negara
kita. Sistem pendidikan yg buruk dan banyaknya kecurangan yang terjadi di mana2
membuat banyak murid menjadi malas untuk berangkat ke skolah untuk menimba
ilmu. Mereka merasa pendidikan yang mereka dapatkan di sekolah kurang pas dan
menurut mereka, belajar adalah hal yang sia-sia saja. Ada banyak hal yang harus
diganti oleh pemerintahan Indonesia mengenai pendidikan. Saya pecaya jika semua
pihak pendidikan dapat mengerti, maka Indonesia akan menjadi negara yang jauh
lebih baik.
Banyaknya
pelajaran yang diberikan untuk murid menjadikan salah satu penyebab malasnya
murid untuk berangkat ke sekolah. Setiap murid dituntut untuk menjadi pandai
dalam semua mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Ada murid yang pinter
dalam bidang fisika, namun tidak dalam bidang kesenian. Tapi ada juga murid
yang pintar dalam bidang kesenian dan tidak dalam fisika. Sekolah harus
mengerti bahwa setiap murid itu memiliki kemampuan yang berbeda2 sesuai dengan
bidangnya masing2. Bahkan sekolah-sekolah di bagian barat hanya mempelajari
beberapa pelajaran yang dianggap penting, seperti Bahasa, apa yang akan murid2
pelajari sesuai dengan cita2nya, dan belajar sisanya hanya dasarnya saja atau
yang biasa dibicarakan sehari-hari. Jadi jika seseorang ingn menjadi dokter, ia
akan belajar biologi, namun belajar yang lain juga tapi hanya basicnya saja.
Di
kebanyakan sekolah, biasanya akan selalu mementingkan nilai rapot. Yaitu nilai
yang kita dapatkan dari berbagai macam pembelajaran. Namun, sekolah2 tidak
mengajarkan soal sikap dan kesopanan. Banyak guru2 juga tidak menunjukkan sikap
menghargai terhadap hasil kerja siswanya dan bahkan memarahi dengan kata2 yang
kurang pantas. Pada akhirnya, hal2 tersebut diikuti oleh siswa. Para siswa juga
menjadi tidak menunjukkan sikap yang baik ketika berada di sekolah maupun
berada di luar sekolah.
Gara2
hanya mementingkan nilai rapot saja. Banyak siswa yang menggunakan cara curang
untuk mendapatkan nilai yang bagus. Entah itu menyogok guru, membeli soal, atau
menyalahgunakan kekuasaan sebagai anak atau anggota keluarga dari guru atau
kepala sekolah. Ini merupakan dampak yang sangat buruk untuk sistem pendidikan
di indonesia. Seakan2 pendidikan hanya bisa dibeli dengan uang semata tanpa
memikirkan banyaknya orang. Daampak lainnya dari mementingkan nilai rapot yaitu
banyaknya murid2 yang menyontek. Mereka merasa tidak percaya diri dengan apa
yang telah mereka pelajari. Mereka merasa takut mendapatkan nilai buruk dan
takut dimarahi oleh orang tua karena nilai yang jelek. Mementingkan nilai rapot
sendiri juga menyebabkan orang tua rerus menerus menuntut anaknya untuk
mendapat nilai yang bagus. Jika anak itu tidak mampu untuk memenuhinya, maka
entah sang anak atau sang orang tua melakukan kecurangan2 seperti yang telah
dikatakan di atas.
Tugas
tugas yang terlalu banyak menjadikan murid menjadi stres karena tidak
mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Bukan dengan maksud untuk menghilangkan
tugas. Namun tugas yang diberikan kepada murid bisa menjadi terlalu banyak,
sehingga membutuhkan banyak waktu untuk mengerjakannya. Murid2 akan kehilangan
waktu untuk bercrngkrama dengan orang tua, dan melakukan hal2 lain. Tak jarang
pula mereka mendapatkan suatu hal yang mendadak untuk dikerjakan pada saat itu,
sehingga pada saat tugas akan dikumpulkan, dia tak bisa untuk mengumpulkannya.
Biasanya, sang guru tak akan mempercayainya dan malah memberikannya sanksi dan
mengatakan "tidak ada alasan".
Banyaknya
tugas ini juga seringkali diikuti dengan salahnya penempatsn tugas. Misalnya,
pada saat liburan, guru2 selalu berlomba2 memberikan tugas terbanyaknya untuk
murid2nya. Tidak hanya 1 atau 2 guru, namun hampir semua guru melakukannya.
Tugas yang secukupnya akan membuat murid mendapatkan waktu luang yang cukup
juga, sehingga jika ada sesuatu yang mendadak, murid bisa menunda untuk
mengerjakan tugasnya. Namun tugas yang terlalu banyak akan membuat murid
mendapatkan sedikit waktu luang dan jika ada sesuatu yang mendadak, murid
tersebut akan kesulitan untuk menunda tugasnya.
Pihak
pendidikan juga masih ada yang menggunakan sistem "pilih kasih".
Bukan hanya ke murid yang di lakukan oleh pihak sekolah, namun pada pihak
pemerintahan juga sama. Dari berbagai sumber yang saya dapatkan selama saya
bersekolah, banyak orang mengatakan "jangan sekolah di sekolah A, susah
mencari uiversitas". Semua anak murid yang bersekolah di skolahnya masing2
seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama. Mungkin sekolahnys memang bermasalah
karena banyak murid yang berbuat kecurangan. Tapi bagaimana dengan murid yang
benar2 berjuang? Hanya karena dia bersekolah di skolah yang terkenal dengan
kecurangan. Bukan berarti dia juga curang.
Last but
not least, we must change our education program. Memberikan murid2 waktu
beristirahat yang cukup akan memberikan mereka semangat untuk menjalani sekolah
pada keesokan harinya, pendidikan moral yang baik akan membuat mereka bersikap
jujur dan disiplin, sedikitnya pelajaran akan membuat murid focus dengan apa
yang di cita2kan tanpa membuat mereka buta social, dan menganggap semua sekolah
adalah sama beserta murid2 didalamnya juga sama, akan meningkatkan semangat
murid2 untuk menuju jenjang yang lebih tinggi.
Komentar
Posting Komentar